Nilai Tinggi Konservasi : Upaya Pencegaha Deforestasi dan Menyelaraskan Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Kerusakan lingkungan akibat industri berbasis lahan telah mendorong munculnya kerangka pengelolaan baru demi komoditas yang lebih bertanggung jawab. Forest Stewardship Council (FSC) mulai menerapkan penilaian nilai sosial dan lingkungan di dalam hutan yang penting untuk dipertahankan atau HCV sekitar 2 dekade lalu pada komoditas hasil hutan. Instrumen penilaian High Conservation Value (HCV) tersebut lalu berkembang sebagai bagian instrumen rantai pasok yang berkelanjutan komoditas lain seperti RSPO dan Kebijakan NDPE (no deforestation, no peat and no exploitation) oleh Wilmar Internasional.
HCV atau Nilai Konservasi Tinggi merupakan pendekatan yang digunakan untuk memelihara, meningkatkan nilai dan fungsi-fungsi konservasi. Pendekatan HCV ini berprinsip pada 6 nilai yang berlandaskan aspek biologi, lingkungan dan sosial yang saling terintegrasi. Penilaian HCV juga diintegrasikan dengan penilaian HCS (High Carbon Stock) yaitu alat analisis stratifikasi tutupan hutan sebagai upaya mitigasi deforestasi dan menjaga stok karbon di hutan. Lebih jauh, HCV-HCS dapat diterapkan pada unit pengelolaan maupun dalam skala lanskap.
Kombinasi pendekatan HCV-HCS ini dirancang untuk melindungi dan merestorasi wilayah di dalam lanskap yang mengalami alih fungsi lahan menjadi perkebunan dan pertanian. GreenPeace menyerukan agar semua industri yang berhubungan dengan kelapa sawit untuk berkomitmen nol deforestasi pada tahun mendatang melalui kebijakan konservasi untuk melindungi hutan dan lahan gambut serta memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal.
Yayasan Natural Kapital Indonesia (YNKI) sebagai salah satu lembaga yang berpengalaman melakukan penilaian HCV-HCS untuk lanskap Kawasan Strategis Khusus (KSK) Agropolitan, Kapuas Hulu, melakukan pelatihan penilaian HCV-HCS kepada staff YNKI. Agenda ini sebagai upaya transfer pengetahuan dan kesiapan dalam penilaian HCV-HCS pada unit pengelolaan yang akan dilakukan YNKI. Agenda ini diisi langsung oleh Haryono selaku pimpinan YNKI sekaligus asesor bersertifikasi High Conservation Value Resource Network (HCVRN).