Laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) yang diluncurkan Februari 2022 lalu menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim sudah terjadi dan harus segera melakukan adaptasi. Suhu Bumi dipastikan bakal bertambah melewati ambang batas 1,5 derajat celsius pada 2030, bahkan saat ini, peningkatan suhu global sudah mencapai 1,1 derajat celsius.

Jika ditarik ke daerah, terutama Kalbar juga mengalami persoalan perubahan iklim yang tanpa sadar sudah terjadi. Bisa dilihat banjir Sintang dan sejumlah daerah lain di Kalbar hingga perubahan musim panas yang lebih lama dari biasanya. Belum lagi, emisi CO2 akibat kebakaran hutan dan lahan hingga banjir rob yang makin sering.

Meskipun persoalan perubahan iklim nyata dan kerap diserukan para ilmuwan, namun tidak semua orang di planet bumi ini percaya bahwa perubahan iklim itu nyata. Di Indonesia, pemahaman masyarakat mengenai perubahan iklim juga masih lemah, bahkan tidak sedikit yang percaya bahwa isu perubahan iklim hoaks. Hal ini berimplikasi pada absennya peran untuk turut memitigasi ataupun beradaptasi terhadap perubahan yang sudah terjadi.

Sementara pelibatan semua pihak, baik pemerintah, stakeholder hingga media untuk bersama-sama mengkomparasi mitigasi yang bisa dilakukan untuk penanganan iklim ini.

Merespon permasalahan tersebut, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerja sama dengan Google News Initiative (GNI) mengadakan webinar tema besar “Dampak Perubahan Iklim di Kalbar, Upaya Mitigasi dan Penguatan Literasi"

*Jumat, 22 April 2022*
*Pukul 14.00-16.00*
Zoom dan YouTube AJI Indonesia

*Link Pendaftaran:* https://bit.ly/MitigasidanLiterasiPerubahanIklim
*Narasumber*

Prof Henny Herawati (Guru Besar Teknik Sipil Universitas Tanjungpura)
Luhur Tri Uji Prayitno, SP., M.Ling (Kepala Stasiun Klimatologi Mempawah BMKG Kalbar)
Haryono (Direkrur Yayasan Natural Kapital)
Marhasak Reinardo Sinaga (Pengurus Nasional SEIJ)

*Moderator*
Riska Nanda (AJI Pontianak)

*Disediakan doorprize untuk 5 peserta terpilih*