Tingkatkan Literasi dan Kesadaran Perubhan Iklim
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pontianak menyelenggarakan Webinar Dampak Perubahan Iklim di Kalbar, Upaya Mitigasi dan Penguatan Literasi pada, Jumat 22 April 2022 bertepatan juga dengan peringatan Hari Bumi sedunia. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya pelibatan semua pihak, baik pemerintah, stakeholder hingga media untuk bersama-sama mengkomparasi mitigasi dalam penanganan iklim.
Webinar ini diisi oleh berbagai narasumber yaitu Luhur Tri Uji Prayitno, Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mempawah, Prof Henny Herawati, Guru Besar Teknik Sipil Untan, Haryono, Direktur YNKI, Reinardo Sinaga, pengurus AJI Pontianak dan Society Indonesian Environment Journalism (SIEJ).
Henny Herawati, Guru Besar Teknik Sipil Untan mengatakan salah satu dari ciri-ciri perubahan iklim yang terjadi di Kalbar adalah adanya perubahan debit air Sungai Kapuas yang disebabkan oleh deforestasi di kawasan DAS sehingga meningkatkan koefisien limpasan air ke sungai. selain itu, melalui literasi perubahan iklim yang baik, berbagai pihak mampu untuk melakukan mitigasi dan adaptasi yang seimbang.
Menurut Luhur Tri Uji Prayitno, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Mempawah, perubahan iklim yang tidak menentu sangat berdampak signifikan pada sumber daya dan infrastruktur pertanian terhadap sistem produksi dan ketahanan pangan. Peran BMKG dalam menangani perubahan iklim dengan memberikan edukasi dan peningkatan pemahaman perubahan iklim dengan melaksanakan Sekolah Lapangan Iklim bagi petani.
Haryono, Direktur YNKI menyampaikan pentingnya pengelolaan pengetahuan bagi Jurnalis agar informasi yang didiseminasikan dilakukan dengan bahasa yang populis dan dapat mendorong terbangunnya masyarakat yang sadar lingkungan dan iklim. Jurnalis juga perlu masuk dalam tema-tema advokasi kebijakan pemerintah nasional.
Reinardo Sinaga menyampaikan bahwa perhatian publik terhadap informasi perubahan iklim masih rendah. Ia pun mencontohkan rendahnya atensi saat peristiwa banjir Sintang dibanding challenge makan garam yang sempat viral di tiktok. Selain itu ia memberikan tips pada para jurnalis untuk menemukan informasi dengan lebih efisien menggunakan mesin pencar