Diskusi Penerapan Pendekatan Lanskap dan Pengelolaannya

Diskusi bersama yang difasilitasi oleh @wwf_id dihadiri oleh berbagai pihak untuk berbagai pengalaman dalam penerapan pendekatan lanskap dan pengelolaannya dengan tujuan membangun sinergitas dan inklusivitas pengelolaan lanskap yang berkelanjutan. Pendekatan lanskap saat ini telah dipercaya sebagai strategi terdepan dan penting untuk pengelolaan berbasis lahan terpadu aspek ekologi, ekonomi, dan sosial budaya yang mencakup pembangunan ekonomi, konservasi kehati maupun lingkungan dan adaptasi-mitigasi perubahan iklim.

Para pihak yang telah mengadopsi dan menerapkan pendekatan lanskap ini hadir menjadi pemateri dan peserta diskusi utama antara lain lembaga pemerintah, pemegang konsesi (swasta) dan lembaga non pemerintah (@icraf_indonesia @rainforestalliance @brgm_indonesia @idh_indo @aidenvironment_asia @jari_indonesia_borneo_barat @kemitraan_ind @earthqualizer_official @faunafloraint @grid_globalgeografi @kalia.mangrove @ekl.restoration).

Dalam diskusi tersebut YNKI berkesempatan untuk menyampaikan hasil kajian strategi penerapan pendekatan lanskap bentang hutan Rongga Perai Arut Belantikan. Beberapa outcome yang menjadi poin utama dalam memulai penerapan pendekatan lanskap antara lain:
Mendorong Intervensi para pihak, Pemerintah, NGO dan Swasta untuk aktif berpartisipasi, bermitra dalam kegiatan yang sesuai dengan tujuan Pendekatan Lanskap.
Sinkronisasi kebijakan, kewenangan dan pembangunan lintas sektor untuk terjadinya pengelolaan adaptif terintegrasi pada tata guna dan pemanfaatan lahan.
Peningkatan kapasitas dan keterlibatan para pihak pada tata kelola dan tata guna lahan termasuk pada kawasan hutan.
Rekomendasi ini merupakan pengembangan dari 10 prinsip pendekatan lanskap yang dikembangkan oleh @jeffsayer (2013), bahwa 10 prinsip tersebut bukan merupakan tahapan yang rigid dan untuk intervensi di awal sangat spesifik serta tidak ada rumusan baku sebagaimana ICRAF memulai dengan pengelolaan pengetahuan serta riset dan aksi pada tingkat tapak maupun kebijakan, Inisiatif Dagang Hijau dan Kemitraan memulai dengan pentingnya ketahanan pangan melalui pengembangan padi lahan basah.